Senin, 02 Januari 2012

Daging tokek

DAGING TOKEK

Disusun sebagai tugas individu oleh :

NAMA : Ruliansyah Kusuma Wardana

NIM : 22030111140090

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2011

DAGIMG TOKEK

Tentang Tokek

Description: Tokay Gecko.jpg

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan:

Animalia

Filum:

Chordata

Kelas:

Reptilia

Ordo:

Squamata

Upaordo:

Sauria

Famili:

Gekkonidae

Genus:

Gekko

Spesies:

G. gecko

Nama binomial

Gekko gecko
(Linnaeus, 1758)

Cecak yang berukuran besar, berkepala besar. Panjang total mencapai 340 mm, hampir setengahnya adalah ekornya.Dorsal (sisi punggung) kasar, dengan banyak bintil besar-besar. Abu-abu kebiruan sampai kecoklatan, dengan bintik-bintik berwarna merah bata sampai jingga. Ventral (perut, sisi bawah tubuh) abu-abu biru keputihan atau kekuningan. Ekor membulat, dengan enam baris bintil; berbelang-belang.Jari-jari kaki depan dan belakang dilengkapi dengan bantalan pengisap yang disebut scansor, yang terletak di sisi bawah jari. Gunanya untuk melekat pada permukaan yang licin. Maka, dari sisi atas jari-jari tokek nampak melebar.

Tokek yang kerap ditemui di pohon-pohon di pekarangan dan di rumah-rumah, terutama di pedesaan dan tepi hutan. Suara teritorialnya yang keras dan khas, tokke ... tokkee ..., menjadi dasar penyebutan namanya dalam berbagai bahasa.Tokek rumah memangsa aneka serangga, cecak lainnya yang lebih kecil, tikus kecil dan mungkin juga burung kecil. Seperti bangsa cecak lainnya, tokek aktif berburu terutama di malam hari. Terkadang tokek turun pula ke tanah untuk mengejar mangsanya. Di siang hari, tokek bersembunyi di lubang-lubang kayu, lubang batu, atau di sela atap rumah.

Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/4/4c/G_gecko_E_060305_2588_cmpa_ed_resize.jpg/220px-G_gecko_E_060305_2588_cmpa_ed_resize.jpg

Description: http://bits.wikimedia.org/skins-1.18/common/images/magnify-clip.png

Telur tokek di suatu celah gua kapur.

Tokek melekatkan telurnya, yang biasanya berjumlah sepasang dan saling berlekatan, di celah-celah lubang pohon; retakan batu; atau jika di rumah, di belakang almari atau di bawah atap. Tempat bertelur ini kerap pula digunakan oleh beberapa tokek secara bersama-sama. Telur menetas setelah dua bulan lebih.Hewan ini tersebar luas mulai dari India timur, Nepal, Bangladesh, lewat Myanmar, Tiongkok selatan dan timur, Thailand, Semenanjung Malayadan pulau-pulau di sekitarnya, Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, Lombok, Flores, Timor, Aru dan Kepulauan Filipina (Manthey & Grossmann, 1997: 232). (1)

Tokek adalah nama umum untuk menyebut cecak besar. Ada beberapa jenis tokek, namun istilah tokekbiasanya merujuk kepada jenis tokek rumah berikut ini. Tokek tersebut banyak terdapat di alam bebas dan pekarangan rumah penduduk serta rumah tua serta bangunan pabrik.

Tokek rumah adalah sejenis reptil yang masuk ke dalam golongan cecak besar, suku Gekkonidae. Tokek rumah memiliki nama ilmiah Gekko gecko (Linnaeus, 1758). Dalam bahasa lain hewan ini disebut sebagai téko atautekék (bahasa Jawa), tokék (bahasa Sunda), dan tokay gecko atau tucktoo (bahasa Inggris).

Kenapa Tokek bisa mahal,

Tokek sering digunakan dalam pengobatan tradisional Cina yang memiliki efek anti-tumor. Para ahli pengobatan Cina mengembangkan obat tumor dari organ tubuh tokek, Tim yang diketuai Prof. Wang dari Universitas Henan, Cina, menunjukkan bahwa zat aktif tekek tidak hanya meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh dari suatu organisme, tetapi juga menginduksi sel-sel tumor apoptosis (yang membunuh dirinya sendiri) serta menekan ekspresi protein VEGF dan bFGF, faktor pendukung berkembangnya kanker. Tekek efektif dimanfaatkan untuk menghilangkan tumor ganas, terutama tumor di bagian sistem pencernaan yang dijadikan sebagai alternatif pengobatan, yaitu operasi, radioterapi, dan kemoterapi. (Terbukti).Tekek memiliki antibodi yang sangat bermanfaat bagi manusia untuk menetralisir racun dalam tubuh yang kita kenal sebagai alergi dengan beberapa klasifikasi segala jenis alergi

kulit ataupun alergi pernafasan, seperti asma, gatal-gatal, kudis, eksim dan lain sebagainya. Dan yang lebih utama manfaat dari tokek terdapat pada pangkal ekor nya yang memiliki kemampuan regenerasi sel, yang dipercaya bermanfaat untuk memulihkan tenaga dan mengganti sel tubuh yang rusak setelah sakit atau yang terutama dapat segera mengembalikan fungsi vitalitas pria setelah beraktivitas.

Lidah atau empedu dari tokek berukuran besar (bobot tokek > 3 ons), dapat diolah untuk dijadikan obat penyembuhan terhadap penyakit HIV / AIDS dan hal ini pula yang diduga mendongkrak harga jual tokek berukuran besar bernilai ratusan juta hinggan > 1 M.
Tokek bermanfaat sebagai penghubung supranatural : sebagai pelet pencari jodoh, sebagai ilmu kanuragan tokek, sebagai ramuan ilmu santet, sebagai hewan sesembahan untuk roh halus, sebagai hewan hoki apabila suara tokek bejumlah 7 dan 9, sebagai makanan dedemit bagi pemelihara demit, sebagai hadiah mainan tuyul setelah bekerja mencuri uang, dll…
Daging tokek dipercaya dapat menambah gairah seks pria.(2)

Tokek yang dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan nama Tokay Gecko atau Tucktoo, sejenis kadal tetapi tubuhnya lebih besar yang memangsa aneka serangga dan tikus kecil, ternyata mempunyai khasiat dan manfaat bagi kesehatan manusia yang diyakini masyarakat dapat menyembuhkan penyakit gatal pada kulit. Selain daging, darah dan empedu tokek juga diyakini bisa menjadi obat. Tak hanya itu, ternyata tokek juga berfungsi dapat mengobati AIDS yang terletak pada lidahnya.
Tokek sering digunakan dalam pengobatan tradisional Cina yang memiliki efek anti-tumor. Para ahli pengobatan China mengembangkan obat tumor dari organ tubuh tokek, karena dalam organ tersebut mampu menekan pertumbuhan dan penambahan sel-sel tumor. Tim yang diketuai Prof. Wang dari Universitas Henan, Cina, menunjukkan bahwa zat aktif tokek tidak hanya meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh dari suatu organisme, tetapi juga menginduksi sel-sel tumor apoptosis (yang membunuh dirinya sendiri) serta menekan ekspresi protein VEGF dan bFGF, faktor pendukung berkembangnya kanker. Tokek efektif dimanfaatkan untuk menghilangkan tumor ganas, terutama tumor di bagian sistem pencernaan

yang dijadikan sebagai alternatif pengobatan, yaitu operasi, radioterapi, dan kemoterapi.
Maraknya penangkapan satwa tokek belakangan ini yang memang sedang banyak diburu dan harganya yang mahal, kini menjadi rumor baru bahwa tokek dapat menyembuhkan virus HIV/AIDS. Namun, sampai saat ini memang belum ada riset khusus mengenai hal ini tetapi banyak masyarakat yang mempercayainya. Bahkan di beberapa daerah pun terdapat masyarakat yang mengkonsumsinya sebagai makanan ataupun obat penambah gairah seks.
Data WHO sejauh ini memang belum ditemukan obat untuk mengobati AIDS. Bila dilihat dari sisi kedokteran memang belum ada yang mengadakan penelitian khusus tentang khasiat tokek, namun bila diyakini bisa mengobati atau setidaknya mencegah penyakit AIDS tentu akan menjadi kemajuan besar dalam pengobatan tradisional. Namun medis memang diperlukan untuk menguji khasiat dan kandungan yang ada dalam tokek itu sendiri.
Tokek memiliki antibodi yang sangat bermanfaat bagi manusia untuk menetralisir racun dalam tubuh yang kita kenal sebagai alergi dengan beberapa klasifikasi segala jenis alergi kulit ataupun alergi pernafasan, seperti asma, gatal-gatal, kudis, eksim dan lain sebagainya. Dan yang lebih utama manfaat dari tokek terdapat pada pangkal ekor nya yang memiliki kemampuan regenerasi sel, yang dipercaya bermanfaat untuk memulihkan tenaga dan mengganti sel tubuh yang rusak setelah sakit atau yang terutama dapat segera mengembalikan fungsi vitalitas pria setelah beraktivitas.
Penggunaan tokek paling populer untuk mengobati penyakit asma dan dianggap dapat menyembuhkan penyakit tersebut secara efektif. Selain asma, tokek diyakini dapat mengobati impotensi, meningkatkan fungsi seksual pria, serta meningkatkan stamina. Tak hanya itu, terkadang tokek juga dicampurkan dengan obat-obatan lain untuk menyembuhkan batuk dan flu. Dosis yang direkomendasikan adalah tiga sampai sembilan gram per hari, biasanya dikonsumsi dalam bentuk bubuk atau pil, bisa juga direbus dalam air.(3)

Fenomena tokek di Indonesia apakah ini hanya sesaat? ya, belakangan ini masih sering kita mendengar orang berbisnis tokek bahkan tak kalah sering nya kita mendengar bahwa kehidupan orang menjadi tiba-tiba makmur karena tokek. Sebenarnya apa sich tokek itu? Tokek adalah nama sebutan untuk menyebut cicak besar.Ada beberapa jenis tokek, namun istilah tokek biasanya merujuk kepada jenis tokek rumah. Tokek rumah adalah termasuk jenis reptil yang bergolongan cecak besar, suku Gekkonidae dengan nama ilmiah Gekko gecko (Linnaeus, 1758). Dalam bahasa lain hewan ini disebut sebagai teko atau tekek (B. Jawa), tokek (B. Sunda), dan tokay gecko atau tucktoo (B. Inggris).

Dalam penampilan nya, tokek adalah cecak yang berukuran besar, berkepala besar. Panjang total mencapai 340 mm, hampir setengahnya adalah ekornya.= dan mempunyai Dorsal (sisi punggung) yang kasar.Berbeda dengan cecak biasa, tokek ini mempunyai banyak bintil besar-besar di punggungnya yang bisa berbeda-beda warnanya. Bermacam-macam warnanya dari warna abu-abu kebiruan sampai kecoklatan, dengan bintik-bintik berwarna merah bata sampai jingga. Ventral (perut, sisi bawah tubuh) abu-abu biru keputihan atau kekuningan. Ekor membulat, dengan enam baris bintil dan berbelang2 Tokek bisa lengket di permukaan licin karena jari-jarinya dilengkapi oleh bantalan pengisap/ scansor

Khasiat Tokek :

Terlepas dari haram tidaknya tokek. Tokek dikabarkan mempunyai khasiat untuk menyembuhkan berbagai penyaki bahkan penyakit yang sampai sekarang masih belum ada obatnya yaitu virus HIV/AIDS. Banyak orang memburu tokek bahkan sampai ke rumah rumah dijual yang lagi dalam keadaan kosong. Walaupun masih belum terbukti khasiatnya, akan tetapi tokek ini memang sudah banya di incar orang. Ada yang bilang lidah tokek lah yang bisa mengobati HIV. Ada yang bilang darahnya, dan sebagainya.

Berikut ini adalah "khasiat-khasiat" dari tokek yang beredar di masyarakat:

- Lidah tokek bisa menjadi obat AIDS dengan catatan tokek tersebut harus di atas 3 ons dan masih keadaan hidup

- Empedunya mengalami kristalisaisyYang di Percaya sebagai Obat AIDS

- Empedunya juga menghasilkan senyawa anti-tumor dan kanker dgn cara menaikkan kekebalan tubuh

- Daging tokek juga dipercaya banyak orang merupakan obat gatal

Akan tetapi tokek ini masih belum berhasiat kalau beratnya masih dibawah 3 ons, oleh sebab itu harga tokek dibawah 3 ons itu masih tergolong rendah. Tetapi sebenarnya khasiat tokek ini masih belum terbukti secara medis. Data dari WHO sejauh ini juga menyebutkan bahwa belum ditemukan obat untuk mengobati AIDS.

Harga Tokek

Harga tokek sangat bervariasi tegantung dari orang-orang yang melakukan negosiasi dan juga jaringan. Khabarnya sekarang ini banyak cukong dari Korea dan Malaysia yang lagi berburu tokek di Indonesia. Oleh sebab itu kalau pembeli tokeknya masih belum mempunyai koneksi/ jaringan ke cukong-cukong tersebut maka harganya biasanya tidak setinggi dengan pembeli yang sudah mempunyai jaringan ke mereka. Hal ini dikarenakan pembeli yang sudah mempunyai jaringan akan lebih gampang untuk mencari tokek yang dibelinya lagi dengan harga yang cukup menggiurkan sehingga dianya sendiri tidak segan-segan untuk membeli dengan harga tinggi dari orang lain.

Menurut, Firdaus, warga Jakarta, sudah mempunyai bisnis tokek selama 1 tahun, akan tetapi dia masih belum merasakan nikmatnya menjual tokek yang harganya sampai ratusan juta. Ini dikarenakan tokek-tokeknya masih kecil dengan berat maksimalnya 2 ons.

Menurut Firdaus, memelihara tokek itu sangat gampang dan tidak mahal. "Untuk memelihara tokek-tokek itu, Firdaus mengaku tidak pernah mengalami kesulitan. Pasalnya, memelihara tokek, menurutnya, tidaklah sulit. Selain itu, ongkos makan juga tidak mahal. "Ternak tokek sebenarnya gampang. Satu minggu kita cuma kasih dia makan jangkrik seharga Rp 5.000 sebanyak dua kali. Artinya satu tokek seminggu biaya makannya Rp 10.000," katanya.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiS3RHoyHncAUKM5qQ6m2DzDuhSzpe3OZzyGIES5hDdskMvceWP3q41hbGP44H1CQzXhKOomdfOVod3oGiFdY9lhemckcKxg8MdRXvRgSMtYr4rYkDVt6xP5kt8NiQV1qVOuNBaWpITGdY/s320/tokek32.jpg

Lalu sebenarnya berapakah harga tokek-tokek tersebut dipasaran? "Kalau tokek ukuran 1 ons di pasaran bawah (bukan harga dari eksportir) Rp 100.000, kalau tokek 1,5 ons Rp 200.000, tokek ukuran 2 ons Rp 500.000 sampai Rp 2 juta. Tokek 2,5 ons harganya antara Rp 5 juta dan Rp 30 juta," paparnya.Menurutnya, harga tokek mulai beranjak tinggi jika memiliki berat di atas 3 ons. Harga tokek dengan berat 3 ons sendiri, menurutnya, memiliki harga dari Rp 30 juta hingga Rp 100 juta-an, sedangkan tokek dengan berat 3,5 sampai 4 ons biasa dihargai dengan Rp 100 juga hingga Rp 800 juta. (Apalagi kalo beratnya ampe 1 Kg bisa milyaran tuh ) "Harganya bervariasi karena tiap bos beda harganya," ujarnya. Wah..bayangin uang milyaran hanya gara-gara dapat tokek besar. Bisa kaya mendada.(4)

Manila, Seperti yang terjadi di Indonesia beberapa waktu lalu, warga Filipina kini juga keranjingan tokek yang dianggap sebagai obat alternatif serba guna. Saking manjurnya, banyak yang meyakini tokek bisa mengobati AIDS dan lemah syahwat.

Saat ini, harga tokek di Filipina tengah meroket karena banyak yang ingin membeli binatang ini sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Satu ekor tokek berukuran 300 gram misalnya, harganya bisa mencapai 50.000 peso atau sekitar Rp 9,9 juta.
Pemburu tokek dadakan banyak bermunculan karena selain laku di dalam negeri, tokek Filipina juga diekspor ke China, Malaysia dan Korea Selatan. Warga di negara-negara ini meyakini tokek sebagai obat mujarab untuk Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) dan impotensi.
Namun demikian, pemerintah Filipina melalui departemen kesehatan memperingatkan bahwa khasiat tersebut belum pernah dibuktikan secara ilmiah. Selain belum tentu manjur, dikhawatirkan tokek justru leih banyak memberikan dampak negatif bagi pasien yang mengonsumsinya.
"Tokek bisa memperburuk kesehatan secara keseluruhan dan membuat mereka (para pasien) berada dalam risiko tinggi," tulis departemen kesehatan Filipina seperti dikutip dari Philipine Star,Jumat(15/7/2011).

Tidak dijelaskan lebih detail risiko apa yang dimaksud, namun yang jelas saat ini sudah banyak tersedia obat lain yang lebih aman untuk mengatasi impotensi. Sementara untuk AIDS memang belum ada obat untuk menyembuhkannya, namun sudah bisa dikontrol agar tidak menyebabkan kematian.
Selain membahayakan pasien, konsumsi tokek secara besar-besaran juga bisa membahayakan lingkungan. Salah seorang pejabat lingkungan hidup di Filipina, Mundita Lim mengatakan menurunnya populasi tokek bisa menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem.
"Di alam, tokek memangsa serangga. Spesies tertentu yang ukurannya lebih besar bahkan mampu memakan burung dan tikus yang merupakan hama bagi petani," ungkap Lim.(5)

`TOKEK adalah sejenis reptil kecil untuk penyebutan lain dari “Cecak” yang berukuran besar.** Tokek, merupakan cecak besar, berkepala besar, berkulit kasar dengan bentuk bintil besar-besar.** Pada umumnya berwarna dasar abu-abu kebiruan atau abu-abu kehijauan dan ada yang agak kecoklat-coklatan dengan bintik-bintik berwarna merah bata atau bintik-bintik kekuning-kuningan.** Bentuk pangkal ekor ada yang membulat dan ada yang berbentuk persegi, kebagian ujung akan bulat memanjang.** Bagian ekor berwarna belang-belang dengan beberapa baris bintil-bintil berwarna sesuai warna bagian tubuh lainnya.* Tokek juga ada yang berwarna putih susu atau kuning polos (albino), bahkan ada yang berwarna dasar hitam polos atau belang hitam putih. Ada yang mengatakan bahwa untuk membedakan jenis kelamin tokek, dapat dibedakan berdasarkan warna bintikbintiknya.***

Tokek berjenis kelamin jantan, bintik-bintiknya berwarna merah bata dan berwajah sangar atau “kasar”.** Sedangkan yang berjenis kelamin betina, bintik-bintiknya berwarna kekuning-kuningan dan berwajah halus atau “ayu”.** Membedakannya juga bisa dari bentuk kepala, bentuk kepala agar panjang adalah berjenis kelamin jantan dan bentuk kepala agar pendek adalah berjenis kelamin betina. Keistimewaan lain dari tokek adalah kemampuannya memutuskan ekornya sendiri, untuk menyelamatkan diri disaat terancam bahaya (sama seperti perilaku cicak pada umumnya) dan bertujuan untuk mengelabui atau mengalihkan perhatian pihak lawannya.** Sehingga ia memiliki kesempatan untuk melarikan diri.Pangkal ekor yang terputus itupun dalam waktu beberapa minggu sudah akan tumbuh kembali. Adapun pakan tokek terdiri dari beragam jenis, antara lain berbagai jenis serangga (jangkrik, kecoa, belalang, lipan), cicak kecil, burung kecil, tikus kecil dan lain sebagainya. Dari berbagai sumber yang saya baca, ternyata tokek memiliki beberapa manfaat juga.** Secara tradisional, daging tokek bermanfaat untuk mengobati penyakit asma dan penyakit kulit (gatal-gatal, korengan, kudis, eksim, dll).** Bahkan di beberapa daerah ada yang mempercayai bahwa mengkonsumsi daging tokek dapat bermanfaat sebagai obat penambah gairah seksual bagi kaum pria. Bahkan tokek sudah sejak lama, diproses menjadi tokek kering atau dendeng tokek, untuk dikonsumsi sebagai bahan obat tradisional atau untuk dibuat menjadi makanan kesehatan.** Tokek kering ini bahkan sudah sejak lama telah menjadi komoditi eksport ke manca negara.


Manfaat lainnya yang masih belum dapat dipastikan kebenarannya adalah adanya “issue” yang mengatakan bahwa lidah atau empedu dari tokek berukuran besar, dapat diolah untuk dijadikan obat penyembuhan terhadap penyakit HIV AIDS.** Dan hal ini pula yang diduga mendongkrak harga jual tokek berukuran besar, laku terjual dengan harga puluhan bahkan ratusan juta rupiah per-ekornya.

Ada beberapa cara mengolah daging tokek untuk pengobatan, pertama tokek diambil untuk dibakar sampai hangus.** Setelah itu ditumbuk/dihaluskan agar menjadi bubuk, bubuk tokek tersebut dicampur dengan sedikit kopi dan diseduh dengan air panas, seperti layaknya menyeduh secangkir kopi. Cara kedua mengolah daging tokek adalah dengan menggoreng daging tokek (sudah dikuliti) dengan menggunakan bumbu-bumbu sesuai dengan selera masing-masing.** Tokek yang dijadikan camilan (makan kering), layaknya belut goreng, juga sudah lama ada yang memproduksi dan memperdagangkannya. Tokek adalah nama umum untuk menyebut cecak besar. Ada beberapa jenis tokek, namun istilah tokek biasanya merujuk kepada jenis tokek rumah berikut. Tokek rumah adalah sejenis reptil yang masuk ke dalam

golongan cecak besar, suku Gekkonidae. Tokek rumah memiliki nama ilmiah Gekko gecko (Linnaeus, 1758). Dalam bahasa lain hewan ini disebut sebagai téko atau tekék (bahasa Jawa), tokék (bahasa Sunda), dan tokay gecko atau tucktoo (bahasa Inggris).

Identifikasi

Tokek rumah yang masih muda Cecak yang berukuran besar, berkepala besar. Panjang total mencapai 340 mm, hampir setengahnya adalah ekornya. Dorsal (sisi punggung) kasar, dengan banyak bintil besar-besar. Abu-abu kebiruan sampai kecoklatan, dengan bintikbintik berwarna merah bata sampai jingga. Ventral (perut, sisi bawah tubuh) abu-abu biru keputihan atau kekuningan. Ekor membulat, dengan enam baris bintil; berbelang-belang. Jari-jari kaki depan dan belakang dilengkapi dengan bantalan pengisap yang disebut scansor, yang terletak di sisi

bawah jari. Gunanya untuk melekat pada permukaan yang licin. Maka, dari sisi atas jari-jari tokek nampak melebar.

Ekologi, perilaku dan penyebaran Tokek yang kerap ditemui di pohon-pohon di pekarangan dan di rumah-rumah, terutama di pedesaan dan tepi hutan. Suara teritorialnya yang keras dan khas, tokke … tokkee …, menjadi dasar penyebutan namanya dalam berbagai bahasa. Tokek rumah memangsa aneka serangga, cecak lainnya yang lebih kecil, tikus kecil dan mungkin juga burung kecil. Seperti bangsa cecak lainnya, tokek aktif berburu terutama di malam hari. Terkadang tokek turun pula ke tanah untuk mengejar mangsanya. Di siang hari, tokek bersembunyi di lubang-lubang kayu, lubang batu, atau di sela atap rumah. Telur tokek di suatu celah gua kapur. Tokek melekatkan telurnya, yang biasanya berjumlah sepasang dan saling berlekatan, di celah-celah lubang pohon; retakan batu; atau jika di rumah, di belakang almari atau di bawah atap. Tempat bertelur ini kerap pula digunakan oleh beberapa tokek secara bersama-sama. Telur menetas setelah dua bulan lebih. Hewan ini tersebar luas mulai dari India timur, Nepal, Bangladesh, lewat Myanmar, Tiongkok selatan dan timur, Thailand, Semenanjung Malaya dan pulau-pulau di sekitarnya, Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, Lombok, Flores, Timor, Aru dan Kepulauan Filipina (Manthey & Grossmann, 1997: 232).

Peringatan.
Hati-hati, tokek rumah kerap menggigit jika ditangkap. Bila dipegang, tokek otomatis akan mengangakan mulutnya; siap untuk menggigit penangkapnya. Gigitannya sangat kuat, otot-otot rahangnya seakan mengunci; sehingga muncul pemeo bahwa gigitan tokek tak akan dapat lepas kecuali jika ada petir menyambar. Anggapan yang tidak ada kebenarannya, kecuali bahwa memang betul gigitannya sukar dilepaskan. Ada cara yang mudah untuk menipu tokek agar tak tergigit ketika memegangnya. Letakkan sesuatu yang agak lunak tetapi liat di mulutnya yang menganga, seperti sepotong ranting atau perca kain yang dilipat-lipat, yang tidak mudah putus. Tokek akan menggigitnya dengan sekuat tenaga, sehingga si penangkap aman untuk mengamati, memeriksa dan mengukur hewan itu. Tokek tak akan melepaskan barang itu selama ia masih dipegang orang; namun manakala tokek dibebaskan, ia akan segera

melepaskan barang yang digigitnya dan berlari meninggalkannya.

Tokek sering dianggap sebagai “pitbull” di dunia Gekko karena apabila mereka menggigit sesuatu, gigitan tersebut tidak akan dilepaskan selama beberapa jam bahkan berhari-hari. Gigitan tokek tidak bisa dipaksa untuk lepas tanpa melukai tokek itu. Salah satu cara untuk melepaskan gigitan tokek adalah dengan merendam binatang tersebut didalam air sehingga ia akan melepaskan diri. Cara yang paling gampang adalah dengan meneteskan cuka ke mulut tokek. Biasanya itu cukup untuk membuat mereka melepaskan gigitannya.
(6)

Sejumlah warga di Probolinggo, Jawa Timur, mengembangkan penangkaran atau budidaya tokek. Warga tertarik memelihara hewan ini karena prospek usahanya cukup menjanjikan. Sumarto, misalnya. Warga Desa Tegal, Siwalan, Probolinggo ini, mengolah tokek hasil penangkaran menjadi dendeng kemudian menjualnya kepada seorang eksportir.
Proses pembuatan dendeng tokek memang cukup rumit. Setelah perut tokek dibelah dan ditusuk seperti sate kemudian dagingnya dijahit agar bentuknya menarik. Setelah itu dimasukan ke tempat pengasapan.
Meski proses pengolahannya cukup rumit, dalam sehari Sumarto bisa memproduksi sekitar 100 dendeng tokek. Tokek-tokek kering itu dijual kepada seorang eksportir yang biasanya dimanfaatkan untuk pengobatan. Harga dendeng tokek bernilai jual tinggi. Satu kilogram tokek kering bisa laku antara Rp 40 ribu hingga Rp 100 ribu tergantung kualitas binatangnya.
Daging tokek kering kemudian dikemas dan siap diekspor ke Cina. Salah seorang eksportir, Didik Prabudi, mengaku, bisnis tokek kering cukup menjanjikan. Saat ini ia baru bisa mensuplai lima persen dari kebutuhan Cina yang mencapai satu juta ekor per tahun.

Dalam kurun waktu tiga tahun, di Probolinggo kini setidaknya ada 11 orang yang menjalankan usaha penangkaran dan pengolah tokek. Mereka merupakan plasma-plasma yang dibangun Didik sebagai upaya mengembangkan bisnisnya. (7)

Tokek, hewan reptil yang suaranya sering muncul di rumah, kebun, gedung, atau bahkan hutan itu kini harganya makin mahal. Tokek berkaki empat mirip cicak itu lebih sering dijumpai di rumah dan kini makin mudah diperoleh di pasaran untuk berbagai keperluan.

Apa yang menjadikan tokek mahal harganya? Hal itu ternyata bukan karena suaranya yang sering bunyi tanpa diduga dan berulang-ulang satu periode, tetapi lebih pada kandungan dari tokek itu sendiri, yang otomatis untuk memanfaatkannya harus disembelih atau dimatikan.

Tokek

Tokek rumah atau cicak besar bernama latin Gekko gecko dikenal di beberapa tempat dengan sebutan berbeda, misalnya tekek atau tokek, (Jawa), tokok (Sunda), dan tokay gecko atau tucktoo (Inggris).

Tokek rumah memiliki bintil besar-besar di punggungnya dengan warna berbeda-beda dan hal ini satu di antara pembeda jika dibandingkan dengan cicak kecil. Warnanya bermacam-macam, dari warna abu-abu kebiruan sampai kecoklatan, dengan bintik-bintik berwarna merah bata sampai jingga.

Adapun warna perut tokek abu-abu biru keputihan atau kekuningan dan ekornya juga memiliki enam baris bintil belang-belang. Di bagian jari-jari kakinya terdapat bantalan pengisap sehingga ia bisa lengket di dinding tembok atau pohon.

Tokek menjadi mahal dan dicari orang karena konon bisa menyembuhkan orang yang mengidap HIV atau AIDS. Penyakit mematikan itu menyerang sistem imun tubuh dan belum ada obat medis yang mampu mengatasinya. Oleh sebab itu, ramuan tradisional dari tokek dipercaya sebagai ramuan paling mujarab untuk hal itu.

Bagian lidah tokek dan darahnya dikabarkan mengandung zat yang bisa melawan virus HIV. Tokek yang memiliki khasiat itu adalah tokek berbobot lebih dari 3 ons dan dalam keadaan hidup.

Selain lidah, empedu tokek konon juga mujarab untuk pengobatan orang yang mengidap AIDS. Kabar beginilah yang membuat orang harus membelinya dengan harga mahal demi menyelamatkan nyawanya.

Bagian empedu tokek juga mengandung senyawa anti-tumor dan kanker sehingga bisa meningkatkan kekebalan tubuhAdapun sejak zaman nenek moyang, daging tokek secara keseluruhan bisa menyembuhkan berbagai penyakit gatal. Banyak orang memberikan kesaksian bahwa penyakit kulit gatal-gatal bisa sembuh dengan tokek yang dibakar atau digoreng.

Harga tokek bervariasi tergantung berat badan dan usia tokek itu sendiri. Lokasi khusus penjualan tokek ada di beberapa daerah, seperti Jakarta, Batam, Banjarmasin, Makassar, Pontianak, Surabaya, dan Solo serta kota lainnya.

Di Pasar Jatinegara, Jakarta, juga terdapat pasar hewan yang menyediakan berbagai macam satwa, dan langka sekalipun, dengan harga murah.

Harga tokek dengan berat badan kurang dari 1,5 ons masih pada kisaran Rp 200.000. Namun, bila sudah besar, sekitar 2 ons, dan sudah tua, maka harganya bisa mencapai Rp 5 juta.

Jika nasib mujur, maka penjual bisa melepas tokek seberat lebih dari 3 ons atau 4 ons dengan harga Rp 100 juta. Harganya akan lebih mahal lagi jika sudah mencapai 1 kilogram dan dibeli langsung dari pembeli Korea, China, atau Malaysia. Harganya bisa lebih dari Rp 200 juta.

Tokek raksasa yang pernah ditemukan di pedalaman Kalimantan memiliki berat hingga 64 kilogram dan terjual dengan harga Rp 179 miliar, dibeli oleh pengusaha Korea melalui orangMalaysia. .(8)

Manfaat daging tokek yang dikonsumsi sebagai makanan atau dalam bentuk obat dipercaya bisa mengobati penyakit seperti kulit, asma dan juga meningkatkan stamina kaum laki-laki. Tapi sepengetahuan bintang hingga kini belum ada penelitian secara farmakologi yang mampu menunjukkan khasiat dari pengobatan menggunakan tokek tersebut.

Walau begitu pernah ada laporkan dalam laporan praktik klinis (uji coba ke makhluk hidup) yang menunjukkan bahwa tokek memiliki efek positif terbesar terhadap tumor ganas. Riset ini dipimpin oleh Prof Wang dari Henan University of China. Namun mekanisme kerjanya sebgai anti-tumor masih belum jelas.

Saat ini WHO (World Health Organisation), lembaga kesehatan terbesar dibawah PBB ini melakukan mengenai khasiat dan manfaat dari daging dan kulit tokek yang katanya dapat menyembuhkan penyakit AIDS, asma dan berbagai penyakit kulit lainnya.

Saat ini manfaat dari daging tokek mungkin masih kurang begitu jelas, walau begitu sudah banyak obat tradisonal terutama dari cina yang menggunakan tokek sebagai bahan utamanya. Entah apakah yang digunakan adalah tokek rumah atau tidak. Yang bintang tahu sebagai businessman, harga tokek lagi tinggi.(9)

Info dari dari berbagai sumber

TOKEK adalah sejenis reptil kecil untuk penyebutan lain dari “Cecak” yang berukuran besar.** Tokek, merupakan cecak besar, berkepala besar, berkulit kasar dengan bentuk bintil besar-besar.** Pada umumnya berwarna dasar abu-abu kebiruan atau abu-abu kehijauan dan ada yang agak kecoklat-coklatan dengan bintik-bintik berwarna merah bata atau bintik-bintik kekuning-kuningan.** Bentuk pangkal ekor ada yang membulat dan ada yang berbentuk persegi, kebagian ujung akan bulat memanjang.** Bagian ekor berwarna belang-belang dengan beberapa baris bintil-bintil berwarna sesuai warna bagian tubuh lainnya.* Tokek juga ada yang berwarna putih susu atau kuning polos (albino), bahkan ada yang berwarna dasar hitam polos atau belang hitam putih. Ada yang mengatakan bahwa untuk membedakan jenis kelamin tokek, dapat dibedakan berdasarkan warna bintikbintiknya.***

Tokek berjenis kelamin jantan, bintik-bintiknya berwarna merah bata dan berwajah sangar atau “kasar”.** Sedangkan yang berjenis kelamin betina, bintik-bintiknya berwarna kekuning-kuningan dan berwajah halus atau “ayu”.** Membedakannya juga bisa dari bentuk kepala, bentuk kepala agar panjang adalah berjenis kelamin jantan dan bentuk kepala agar pendek adalah berjenis kelamin betina. Keistimewaan lain dari tokek adalah kemampuannya memutuskan ekornya sendiri, untuk menyelamatkan diri disaat terancam bahaya (sama seperti perilaku cicak pada umumnya) dan bertujuan untuk mengelabui atau mengalihkan perhatian pihak lawannya.** Sehingga ia memiliki kesempatan untuk melarikan diri.** Pangkal ekor yang terputus itupun dalam waktu beberapa minggu sudah akan tumbuh kembali. Adapun pakan tokek terdiri dari beragam jenis, antara lain berbagai jenis serangga (jangkrik, kecoa, belalang, lipan), cicak kecil, burung kecil, tikus kecil dan lain sebagainya. Dari berbagai sumber yang saya baca, ternyata tokek memiliki beberapa manfaat juga.** Secara tradisional, daging tokek bermanfaat untuk mengobati penyakit asma dan penyakit kulit (gatal-gatal, korengan, kudis, eksim, dll).** Bahkan di beberapa daerah ada yang mempercayai bahwa mengkonsumsi daging tokek dapat bermanfaat sebagai obat penambah gairah seksual bagi kaum pria. Bahkan tokek sudah sejak lama, diproses menjadi tokek kering atau dendeng tokek, untuk dikonsumsi sebagai bahan obat tradisional atau untuk dibuat menjadi makanan kesehatan.** Tokek kering ini bahkan sudah sejak lama telah menjadi komoditi eksport ke manca negara.

Manfaat lainnya yang masih belum dapat dipastikan kebenarannya adalah adanya “issue” yang mengatakan bahwa lidah atau empedu dari tokek berukuran besar, dapat diolah untuk dijadikan obat penyembuhan terhadap penyakit HIV AIDS.** Dan hal ini pula yang diduga mendongkrak harga jual tokek berukuran besar, laku terjual dengan harga puluhan bahkan ratusan juta rupiah per-ekornya.

Ada beberapa cara mengolah daging tokek untuk pengobatan, pertama tokek diambil untuk dibakar sampai hangus.** Setelah itu ditumbuk/dihaluskan agar menjadi bubuk, bubuk tokek tersebut dicampur dengan sedikit kopi dan diseduh dengan air panas, seperti layaknya menyeduh secangkir kopi. Cara kedua mengolah daging tokek adalah dengan menggoreng daging tokek (sudah dikuliti) dengan menggunakan bumbu-bumbu sesuai dengan selera

masing-masing.** Tokek yang dijadikan camilan (makan kering), layaknya belut goreng, juga sudah lama ada yang memproduksi dan memperdagangkannya. Tokek adalah nama umum untuk menyebut cecak besar. Ada beberapa jenis tokek, namun istilah tokek biasanya merujuk kepada jenis tokek rumah berikut. Tokek rumah adalah sejenis reptil yang masuk ke dalam golongan cecak besar, suku Gekkonidae. Tokek rumah memiliki nama ilmiah Gekko gecko (Linnaeus, 1758). Dalam bahasa lain hewan ini disebut sebagai téko atau tekék (bahasa Jawa), tokék (bahasa Sunda), dan tokay gecko atau tucktoo (bahasa Inggris).

Identifikasi

Tokek rumah yang masih muda Cecak yang berukuran besar, berkepala besar. Panjang total mencapai 340 mm, hampir setengahnya adalah ekornya. Dorsal (sisi punggung) kasar, dengan banyak bintil besar-besar. Abu-abu kebiruan sampai kecoklatan, dengan bintikbintik berwarna merah bata sampai jingga. Ventral (perut, sisi bawah tubuh) abu-abu biru keputihan atau kekuningan. Ekor membulat, dengan enam baris bintil; berbelang-belang. Jari-jari kaki depan dan belakang dilengkapi dengan bantalan pengisap yang disebut scansor, yang terletak di sisi bawah jari. Gunanya untuk melekat pada permukaan yang licin. Maka, dari sisi atas jari-jari tokek nampak melebar.

Ekologi, perilaku dan penyebaran Tokek yang kerap ditemui di pohon-pohon di pekarangan dan di rumah-rumah, terutama di pedesaan dan tepi hutan. Suara teritorialnya yang keras dan khas, tokke … tokkee …, menjadi dasar penyebutan namanya dalam berbagai bahasa. Tokek rumah memangsa aneka serangga, cecak lainnya yang lebih kecil, tikus kecil dan mungkin juga burung kecil. Seperti bangsa cecak lainnya, tokek aktif berburu terutama di malam hari. Terkadang tokek turun pula ke tanah untuk mengejar mangsanya. Di siang hari, tokek bersembunyi di lubang-lubang kayu, lubang batu, atau di sela atap rumah. Telur tokek di suatu celah gua kapur. Tokek melekatkan telurnya, yang biasanya berjumlah sepasang dan saling berlekatan, di celah-celah lubang pohon; retakan batu; atau jika di rumah, di belakang almari atau di bawah atap. Tempat bertelur ini kerap pula digunakan oleh beberapa tokek secara bersama-sama. Telur menetas setelah dua bulan lebih. Hewan ini tersebar luas mulai dari India timur, Nepal, Bangladesh, lewat Myanmar, Tiongkok selatan dan timur, Thailand,

Semenanjung Malaya dan pulau-pulau di sekitarnya, Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, Lombok, Flores, Timor, Aru dan Kepulauan Filipina (Manthey & Grossmann, 1997: 232).

Peringatan.

Hati-hati, tokek rumah kerap menggigit jika ditangkap. Bila dipegang, tokek otomatis akan mengangakan mulutnya; siap untuk menggigit penangkapnya. Gigitannya sangat kuat, otot-otot rahangnya seakan mengunci; sehingga muncul pemeo bahwa gigitan tokek tak akan dapat lepas kecuali jika ada petir menyambar. Anggapan yang tidak ada kebenarannya, kecuali bahwa memang betul gigitannya sukar dilepaskan. Ada cara yang mudah untuk menipu tokek agar tak tergigit ketika memegangnya. Letakkan sesuatu yang agak lunak tetapi liat di mulutnya yang menganga, seperti sepotong ranting atau perca kain yang dilipat-lipat, yang tidak mudah putus. Tokek akan menggigitnya dengan sekuat tenaga, sehingga si penangkap aman untuk mengamati, memeriksa dan mengukur hewan itu. Tokek tak akan melepaskan barang itu selama ia masih dipegang orang; namun manakala tokek dibebaskan, ia akan segera melepaskan barang yang digigitnya dan berlari meninggalkannya.

Tokek sering dianggap sebagai “pitbull” di dunia Gekko karena apabila mereka menggigit sesuatu, gigitan tersebut tidak akan dilepaskan selama beberapa jam bahkan berhari-hari. Gigitan tokek tidak bisa dipaksa untuk lepas tanpa melukai tokek itu. Salah satu cara untuk melepaskan gigitan tokek adalah dengan merendam binatang tersebut didalam air sehingga ia akan melepaskan diri. Cara yang paling gampang adalah dengan meneteskan cuka ke mulut tokek. Biasanya itu cukup untuk membuat mereka melepaskan gigitannya.(10)

Dari berbagai sumber yang saya baca, ternyata tokek memiliki beberapa manfaat juga. Secara tradisional, daging tokek bermanfaat untuk mengobati penyakit asma dan penyakit kulit (gatal-gatal, korengan, kudis, eksim, dll). Bahkan di beberapa daerah ada yang mempercayai bahwa mengkonsumsi daging tokek dapat bermanfaat sebagai obat penambah gairah seksual bagi kaum pria.

Bahkan tokek sudah sejak lama, diproses menjadi tokek kering atau dendeng tokek, untuk dikonsumsi sebagai bahan obat tradisional atau untuk dibuat menjadi makanan kesehatan. Tokek kering ini bahkan sudah sejak lama telah menjadi komoditi eksport ke manca negara.

Manfaat lainnya yang masih belum dapat dipastikan kebenarannya adalah adanya “issue” yang mengatakan bahwa lidah atau empedu dari tokek berukuran besar, dapat diolah untuk dijadikan obat penyembuhan terhadap penyakit HIV AIDS. Dan hal ini pula yang diduga mendongkrak harga jual tokek berukuran besar, laku terjual dengan harga puluhan bahkan ratusan juta rupiah per-ekornya.

Ada beberapa cara mengolah daging tokek untuk pengobatan, pertama tokek diambil untuk dibakar sampai hangus. Setelah itu ditumbuk/dihaluskan agar menjadi bubuk, bubuk tokek tersebut dicampur dengan sedikit kopi dan diseduh dengan air panas, seperti layaknya menyeduh secangkir kopi.

Cara kedua mengolah daging tokek adalah dengan menggoreng daging tokek (sudah dikuliti) dengan menggunakan bumbu-bumbu sesuai dengan selera masing-masing. Tokek yang dijadikan camilan (makan kering), layaknya belut goreng, juga sudah lama ada yang memproduksi dan memperdagangkannya.(11)

Jakarta -

Tokek, binatang yang bagi sebagian orang menjijikan tersebut ternyata memiliki tuah bagi kesehatan, salah satunya penyakit tumor.

Sebuah riset yang dipimpin Profesor Wang, Universitas Henan, China yang dipublikasikan dalam World Journal of Gastoeterology mengatakan, Zat IUPAC Tri-heksipentafenikol untuk meningkatkan kekebalan tubuh yang terkandung dalam daging tokek, ternyata berfungsi untuk menginduksi sel tumor opoptosis, yaitu sel tumor yang dapat merusak dirinya sendiri.

Selain itu, daging tokek dapat menurunkan protein bFGF dan aktivitas VEGF, protein yang mempengaruhi pertumbuhan sel kanker, dampak dari penurunan bFGF dan VEGF ini ialah adanya perbaikan sel dalam tubuh yang dapat membunuh sel tumor dan kanker.

Khasiat terakhir dari daging tokek dipercaya untuk meningkatkan vitalitas pria setelah seharian bekerja, terutama untuk laki-laki.

WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) sendiri sedang melakukan beberapa penelitian tentang manfaat daging tokek. Penelitian itu diduga untuk mengetahui tentang efek samping daging tokek.(12)

Vera Farah Bararah - detikHealth
Jakarta, Tokek banyak dicari orang karena dipercaya bisa mengobati berbagai penyakit. Karena banyak yang mencari, binatang ini pun harganya mahal. Apa saja khasiat daging tokek yang konon bisa menyembuhkan penyakit itu?

Khasiat daging tokek yang dikonsumsi sebagai makanan atau dalam bentuk bubuk dipercaya bisa mengobati berbagai macam penyakit seperti penyakit kulit, asma dan juga meningkatkan stamina kaum laki-laki. Tapi hingga kini belum ada penelitian secara farmakologi yang mampu menunjukkan khasiat dari pengobatan menggunakan tokek tersebut.




Tokek pernah dilaporkan dalam laporan praktik klinis (uji coba ke makhluk hidup) yang menunjukkan memiliki efek positif terhadap tumor ganas. Sebuah tim riset yang dipimpin oleh Prof Wang dari Henan University of China pernah melaporkan hal ini.

Penemuan ini dipublikasikan dalam World Journal of Gastroenterology. Tapi tidak ada penelitian mengenai studi farmakologi (ilmu tentang interaksi antara obat, sistem dan proses hidup) dari tokek ini, sehingga mekanisme kerjanya sebgai anti-tumor masih belum jelas.

Seperti dikutip dari Medicalnewstoday, Senin (26/4/2010) hasil laporan praktik klinis tokek tidak hanya bisa memperkuat sistem kekebalan suatu organisme tapi juga dapat menginduksi sel-sel tumor opoptosis yaitu sel-sel tumor yang dapat menghancurkan dirinya sendiri. Dalam melakukan praktik klinis ini, tim peneliti menggunakan hewan percobaan tikus yang berjenis kelamin betina.

Selain itu tokek juga diyakini dapat menurunkan aktivitas dari protein VEGF dan bFGF. Protein-protein ini sangat mempengaruhi perkembangan dari sel-sel kanker.

Dampak meningkatnya sistem kekebalan dideteksi berdasarkan thymus yaitu kelenjar yang dapat memproduksi sel imun di dalam leher, sel pagosit dan limpa. Serta diketahui adanya penurunan ekspresi protein VEGF dan bFGF, dan peningkatan dari sel apoptotik yang bisa membunuh sel tumor.

Saat ini badan kesehatan dunia (WHO) sedang melakukan penelitian mengenai khasiat dari daging dan kulit tokek yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit AIDS, asma dan berbagai penyakit kulit lainnya.

Hal ini untuk mengetahui apakah pengobatan ini benar-benar efektif atau tidak, serta untuk melihat adakah efek samping yang mungkin bisa ditimbulkan.

Tokek sudah dikenal sejak puluhan tahun lalu sebagai obat tradisional China dan juga sebagai salah satu menu makanan. Seiring berkembangnya informasi yang menunjukkan khasiat dari tokek ini, tokek kini termasuk salah satu binatang yang memiliki harga jual tinggi.(13)


DAFTAR PUSTAKA

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Tokek_rumah

2. http://www.tokekindonesia.co.cc/2010/01/membuat-kandang-tekek-sederhana.html

3. http://www.melindahospital.com/melindahospital/modul/user/artikel.php

4. http//www.detik.com

5. http://www.detikhealth.com/read/2011/07/15/183428/1682341/763/filipina-melarang-tokek-sebagai-obat-aids-dan-lemah-syahwat?lbbank

6. http://mediabangsa.com/component/content/article/106-nonmedis-atau-alternatif/1590-manfaat-daging-tokek-.html

7.:http://berita.liputan6.com/ekbis/200911/249643/Bisnis.Dendeng.Tokek.Menjanjikan Support by Pedagang Kecil Rokok Hrbal

8. http://www.untukku.com/artikel-untukku/alasan-mengapa-tokek-mahal-harganya- untukku.html

9. http://agrijaya.blogspot.com/2010/02/bisnis-dendeng-tokek-menjanjikan.html

10. http://vannovic.blogspot.com/2011/08/manfaat-daging-tokek.html

11. http://mahanaim.mywapblog.com/manfaat-daging-tokek.xhtml

12. http://www.today.co.id/read/2011/04/22/26918/daging_tokek_bisa_menginduksi_sel_tumor

13. http://health.detik.com/read/2010/04/26/112530/1345392/766/khasiat-daging-tokek